Jumat, 09 April 2010

Minyak Esensial Antibiotik Alami

Minyak atsiri atau dikenal sebagai minyak esensial bisa menjadi alternatif antibiotik murah dan efektif untuk melawan serangan bakteri dan resistensi obat-obatan. Minyak esensial juga bisa menggantikan bahan pengawet kimia sintetik yang ada saat ini.

Penelitian Society for General Microbiology di Edinburgh menguji aktivitas antimikroba dari delapan penghasil minyak esensial. Hasilnya, miyak esensial thyme memiliki kekuatan menghilangkan bakteri paling besar, dapat membasmi hampir semua jenis bakteri dalam 60 menit seperti dikutip dari laman Science Daily.

Profesor Yiannis Samaras dan Dr Effimia Eriotou dari Institut Pendidikan Teknologi Yunani, yang memimpin studi, mengungkap, selain thyme, kayu manis merupakan agen bakteri yang sangat efisien membasmi berbagai spesies Staphylococcus.

Strain bakteri yang menempati kulit ini menyebabkan infeksi dan resistan obat, seperti Staphylococcus aureus yang tahan meticillin (MRSA) dan sangat sulit untuk diobati.

"Minyak esensial menjadikan pengobatan lebih murah dan efektif serta menurunkan penggunaan antibiotik dan membantu meminimalkan risiko munculnya strain baru," kata Profesor Samaras.

Minyak esensial dikenal sejak ratusan tahun lalu dengan sifat terapeutik dan antimikroba. Suku Aborigin Australia menggunakan minyak pohon teh untuk mengobati pilek, sakit tenggorokan, infeksi kulit dan gigitan serangga. Sejak abad ke-20, obat-obatan tersebut dijual secara komersial.

Berbagai studi ilmiah menunjukkan minyak esensial efektif menghilangkan berbagai jenis bakteri dan jamur, termasuk jerawat, ketombe, kutu kepala dan infeksi mulut.

Tim peneliti Yunani percaya minyak esensial bisa diaplikasikan dalam medis maupun beragam industri. "Minyak esensial bisa dimasukkan dalam krim atau gel antimikroba, dalam kemasan makanan sebagai pengawet yang menggantikan bahan kimia sintetik," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kirim kritik dan saran :