Minggu, 14 Februari 2010

Orang Kaya VS Orang Miskin

Suatu pagi, ada orang yang bertanya kepada saya: “mengapa saya sudah bekerja banting tulang, namun sekedar untuk makan pun masih kekurangan? Adapun, ada orang yang kelihatannya hidup santai-santai saja, namun kehidupannya berkelimpahan?”.

Mendapatkan pertanyaan tersebut, saya berpikir beberapa saat. Saya jadi teringat, apa yang menjadi pekerjaan sehari-hari dari owner di kantor. Lalu, dibandingkan dengan apa yang kebanyakan kita kerjakan. Ternyata jawaban dari pertanyaan itu adalah karena perbedaan apa yang dikerjakan.

Orang kaya melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dengan pekerjaan itu memungkinkan dia untuk bisa kaya dengan harta yang melimpah. Adapun orang miskin, terjebak dalam pekerjaan rutinitas yang dengan pekerjaannya itu, justru tidak memungkinkan untuk naik kelas menjadi orang kaya.

Berikut adalah pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh orang kaya:

* Membangun usaha
* Mempekerjakan karyawan untuk membantu mewujudkan idenya atau menjalankan perusahaannya
* Berinvestasi
* Mendapatkan keuntungan dari perusahaan yang jauh melebihi kebutuhan pribadinya
* Menginvestasikan kembali sebagian besar keuntungan yang diperoleh dari usahanya dengan membeli usaha baru atau memperbesar usaha yang ada.
* Meminjam modal untuk modal kerja/investasi, yang menghasilkan keuntungan melebihi bunga.
* Lebih kaya dibandingkan saat sebelum meminjam dari kreditor.

Berikut adalah pekerjaan yang dilakukan orang miskin:

* Bekerja untuk orang lain atau bekerja untuk dirinya sendiri (self employee)
* Pekerjaannya sangat menyibukkannya sehingga kehabisan waktu untuk berpikir yang lain dan melakukan hal-hal yang lebih penting dari pekerjaannya, seperti up grading kualitas diri. Bahkan banyak yang tidak sempat untuk melakukan shalat wajib, apalagi shalat berjamaah.
* Mendapatkan uang/penghasilan. Namun penghasilan tersebut tidak menutupi kebutuhan dasarnya (kebutuhan wajarnya).
* Pengeluaran lebih besar dari pendapatan.
* Meminjam uang untuk menutupi defisit anggaran untuk memenuhi konsumsinya.
* Membayar cicilan bunga setiap bulannya.
* Tidak mampu membayar cicilan bunga sehingga akumulasi bunga bisa melebihi pokok pinjaman.
* Bekerja lebih keras, namun tetap tidak mampu menghasilkan pendapatan yang memenuhi kebutuhannya dan membayar seluruh utangnya.
* Ditagih untuk melunasi utang oleh kreditor, namun tidak mampu membayar utangnya.
* Kreditor menyegel asset yang dibeli dengan utang tersebut.
* Jatuh lebih miskin dibandingkan saat sebelum mengajukan kredit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kirim kritik dan saran :